Polwan merupakan satuan polisi khusus yang berjenis kelamin perempuan. Polwan
lahir pada tanggal 01 September 1948 di bukit tinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Indonesia menghadapi Agresi Militer Indonesia Belanda II, dimana terjadinya pengungsian besar-besaran dari Semenanjung Malaya yang sebagian besar kaum wanita.
Untuk mencegah penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun pada saat itu para pengungsi tidak mau diperiksa, apalagi digeledah secara fisik oleh polisi laki-laki. Untuk mengatasi masalah tersebut Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka “Pendidikan Inspektur Polisi” bagi kaum wanita.
Setelah melalui seleksi seleksi terpilihlah 6 orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang yaitu : Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmoran, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmaniar Husein, Rosnalia Taher. Keenam Polwan angkatan pertama tersebut tercatat sebagai wanita ABRI pertama ditanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).
Sebagai perwujudan bagian dari Polri menurut undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polwan memiliki tugas pokok sebagai aparat penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta pembimbing masyarakat dalam rangka terwujudnya kamtibmas (Keamanan dan ketertiban masyarakat).
Dilihat dari hakikat Polwan dan Polki pada umumnya bertujuan untuk menjamin rasa aman yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tercapainya tujuan nasional dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia tidak lepas dari tertib dan tegaknya hukum, juga terbinanya ketentraman masyarakat guna mewujudkan kamtibmas dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Peran Polwan di institusi Kepolisian seiring perkembangan zaman sudah menyamai profesi yang identik dilakoni kaum adam (polki). Mulai dari tugas yang ada di ruangan sampai dengan yang di lapangan, keberadaan polwan pun selalu dilibatkan pada berbagai tugas.
Peran polwan penting untuk menjadi ujung tombak di kantor kepolisian mana pun pada sektor wilayah. Mengapa demikian ? Tentu, karena polwan memiliki sifat lembut dan naluri ke ibuan, sehingga sering dibutuhkan saat menangani permasalahan yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
Polwan dalam tugas Kepolisian merupakan suatu kebutuhan organisasi Polri sehingga tidak hanya sebagai pelengkap. Polwan dalam tugasnya sebagai abdi masyarakat dari tahun ke tahun dituntut agar betul-betul menjadi anggota Polri yang Profesional, Modern dan Terpecaya. Apa aja sih peran Polwan itu ? Peran Polwan terbagi dalam berbagai fungsi kepolisian yaitu :
Dalam Fungsi Intelijen pemberian pelayanan kepada masyarakat meliputi pelayanan SKCK, pelayanan surat izin, Fungsi Sabhara meliputi kegiatan pengaturan jalan (CW), patroli, pengamanan obyek vital dan pariwisata, serta pengamanan kegiatan masyarakat, pengamanan unjuk rasa dan pengendalian massa.
Mengapa polwan? Karena, Polwan dapat melakukan upaya negosiasi kepada pendemo, kehadiran polwan bisa meredam aksi agar tidak berlangsung anarkis. Ini sangat diandalkan supaya bisa meredam emosi pengunjuk rasa.
Fungsi Lalu lintas meliputi pengaturan jalan (Commader Wish), kegiatan turjawali lalu lintas termasuk penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan lalu lintas.
Fungsi kepolisian Perairan meliputi patroli perairan, pembinaan masyarakat perairan dalam rangka pencegahan kejahatan, dan pemeliharaan keamanan diwilayah perairan. Sedangkan dalam fungsi penyidikan (Reskrim), polwan dapat menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan kejahatan asusila di mana ada perkosaan, pelecehan seksual, polwan yang menangani.
Mengapa polwan terdapat dalam berbagai fungsi? Karena dianggap mampu dan memiliki sifat luwes dan fleksibel sehingga mudah menyesuaikan dimana saja.
Dalam POLRI Polwan dapat mencapai karier setinggi mungkin, saat ini yang masih aktif tercatat dua Polwan yang sudah menyandang pangkat Jenderal Bintang Satu dari Seluruh Indonesia di Institusi Kepolisian Republik Indonesia.
Kedua Polwan ini masing-masing bernama Brigadir Jenderal Polisi Ida Utari, bertugas sebagai Direktur Bagian Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional dan Brigadir Jenderal Polisi Sri Handayani, bertugas sebagai Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Polri, bahkan sudah banyak Polwan yang menyandang pangkat Komisaris Besar (Kombes). Hal ini, membuktikan bahwa Polwan juga mampu berpangkat tinggi.
Peran Polwan dalam pelaksanaan tugas Polri kedepan semakin berat, berbagai tantangan tugas Polri yang semakin kompleks sehingga Polwan tetap dapat diandalkan Polri sebagai anggota Polisi yang Profesional, Modern dan Terpercaya. Insan Polwan tidak hanya dituntut Profesional sebagai anggota Polri tetapi juga mempunyai peran ganda yang tidak boleh diabaikan yaitu peran sebagai isteri dan ibu yang harus berjalan seirama. JAYA SELALU POLISI WANITA. (Bripda Tenny Sukmawati Prahestu)
KAPUAS HULU, Uncak.com - Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, berhasil mengamankan seorang wanita berinisial L.A.K (47), warga Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Sabtu (20/1/18).
Dimana wanita tersebut diduga melakukan atau menerima pemasangan judi kupon putih atau dengan nama lain Toto gelap (Togel) dengan taruhan uang.
Adapun Barang Bukti (BB) yang berhasil diamankan oleh Sat Reskrim, diantaranya yakni uang pecahan Rp 50 ribu sebanyak 5 (lima) lembar, uang logam pecahan Rp 1000 enam lembar, uang logam pecahan Rp 500 sepuluh lembar, uang logam pecahan Rp 200 empat lembar, satu buah handphone merk NOKIA Jenis 1208 warna biru gelap, satu buah handphone merk NOKIA Jenis 101 warna abu-abu dan satu buah handphone merk NOKIA warna biru.
Ketiga handphone tersebut didalamnya berisi pemasangan judi kupon putih, serta delapan potongan kertas berisikan Pemasangan judi kupon putih.
"Informasi yang kami dapat berawal dari laporan masyarakat, tentang adanya tempat pemasangan judi kupon putih dengan taruhan uang di rumah milik AG (45) yang merupakan suami pelaku beralamat di gang durian, pasar Inpres, Kecamatan Putussibau Utara," ujar Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu, AKP Haryanto, SH, S.IK. Dijelaskan Haryanto, setelah mendapat informasi tersebut, tim langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pengecekan. "Ternyata memang benar bahwa L.A.K melakukan atau menerima pemasangan judi kupon putih dengan taruhan uang di dalam rumahnya sendiri, sebab ditemukan beberapa barang bukti tersebut," jelas Haryanto. Lanjut Haryanto, "Terhadap L.A.K berikut barang bukti, telah diamankan di Polres Kapuas Hulu untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkasnya. Sementara itu, ditempat terpisah, Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Imam Riyadi, S.IK, MH, membenarkan bahwa adanya kejadian tersebut. "Dalam rangka menyambut Operasi panah Kapuas 2018, Polres Kapuas Hulu telah berhasil mengamankan Judi Jenis kupon putih yang diungkap Sat Reskrim Polres Kapuas Hulu. Oleh sebab itu, pelaku telah melanggar pasal 303 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun," singkat AKBP Imam Riyadi. [Noto]
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat Unit IV Subdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya menangkap seorang perempuan bernama Dewi Susanti Hok alias Dewi (50).
Dia merupakan bandar judi togel di daerah Grogol, Jakarta Barat.
Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Eko Hadi Santoso, mengatakan aparat kepolisian menangkap Dewi di kawasan Jelambar Baru, Jakarta Barat pada Minggu (22/11).
"Dia untung Rp 200 juta per bulan," tutur AKBP Eko kepada wartawan, Senin (30/11/2015).
Dewi menjalankan bisnis judi togel selama kurun waktu empat tahun. Dalam aksinya, dia memanfaatkan telekomunikasi untuk bisnis togel. Para penjudi togel mengirim nomor togel ke telepon genggam dia.
"Pembayaran melalui transfer rekening," ujarnya.
Selain mengamankan Dewi, aparat kepolisian menyita satu unit telepon genggam merk Samsung Galaxy Core GT, satu unit HP Samsung Note 3, tiga buah buku tabungan BCA dan kartu ATM BCA.
Untuk sementara, Dewi mendekam di ruang tahanan Mapolda Metro Jaya. Dia dijerat kasus tindak pidana perjudian sebagaimana diatur dalam pasal 303 KUHP.
Selain itu dijerat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus berupaya meningkatkan jumlah polisi wanita (Polwan) agar mencapai jumlah ideal yakni 30 persen dari jumlah seluruh personel kepolisian guna mewujudkan kesetaraan gender di institusi penegak hukum tersebut. Masih rendahnya jumlah Polwan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh Polri dalam mewujudkan kesetaraan gender. "Jadi setiap tahun Polri melaksanakan rekruitmen, tahun ini Polri sedang melaksanakan, baru dibuka kemarin untuk yang bintara, begitu juga yang Akpol dan sumber sarjana, kami terus berupaya meningkatkan secara jumlah yang diharapkan bisa mencapai ideal," kata Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri Irjen Pol. Juansih saat ditemui usai kegiatan bakti sosial dalam rangka HUT Ke-74 Polwan di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa. Juansih menyebutkan saat ini jumlah Polwan belum mencapai angka enam persen dari jumlah keseluruhan personel Polri yang mencapai 450 ribu personel. "Saat ini mungkin (jumlahnya) belum sampai enam persen, tapi jumlah Polwan sudah sekitar 25.700 lebih," ujarnya. Belum idealnya jumlah Polwan Indonesia pernah dikritisi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Polwan Sedunia di Labuhan Bajo, November 2021. Juansi mengatakan HUT Ke-74 Polwan menjadi momentum untuk menguatkan lagi peran Polwan baik dari sisi jumlah da juga kualitas. "Di hari jadi yang ke-74 ini Polwan memang masih belum ideal, tetapi kami terus berupaya untuk bisa meningkatkan jumlah Polwan secara kuantitas maupun kualitas," ujar jenderal bintang dua tersebut. Selain meningkatkan jumlahnya, lanjut Juansih, peningkatan kualitas Polwan juga menjadi penting, agar polisi wanita lebih unggul lagi, mendukung terciptanya situasi yang kondusif dan juga mendukung tumbuhnya ekonomi lebih bagus lagi. Untuk peningkatan secara kuantitas, Polri memiliki Kepala Sub-Bagian Daya Polwan yang berperan untuk meningkatkan kemampuan Polwan lebih unggul lagi. "Mudah-mudahan ke depan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada dan juga dukungan dari masyarakat supaya Polwan bisa terus meningkatkan jumlahnya secara kuantitas maupun kualitas," tutur Juansih, yang mantan Kapolres Batu, Jatim. Komitmen untuk meningkatkan peran dan jumlah Polwan ini disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo pada acara rilis akhir tahun 2021, di Mabes Polri, Jumat (31/12), saat memaparkan isu terkait kesetaraan gender di organisasi Polri. Sigit mengatakan isu kesetaraan gender kerap menjadi permasalahan di berbagai belahan dunia. Polri berupaya memberikan ruang dan kesempatan bagi jajaran laki-laki maupun perempuan untuk memangku jabatan Irjen. Jenderal bintang empat itu menyebutkan, Polri perlu melakukan adaptasi untuk menciptakan kesetaraan gender di internal Polri. Dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan Polri, pihaknya akan meningkatkan kemampuan anggotanya. Sigit menambahkan, tidak menutup kemungkinan polisi perempuan dan laki-laki akan bisa menangani penugasan khusus yang masuk kategori berisiko tinggi. "Khususnya juga beberapa penugasan yang high risk (beresiko tinggi) yang tentunya ini juga memerlukan kesiapan dan kemampuan khusus dari anggota kita dan ini akan kita tingkatkan ke depan," tutur Sigit. Berdasarkan data Divisi SDM Polri, jumlah Polwan Polri dalam kurun dua tahun terakhir 2019-2021 yakni sebanyak 24.722 personel. Dari 24.722 personel Polwan tersebut, dari segi kepangkatan saat ini ada tiga polwan sebagai perwira tinggi (Brigjen dan Irjen), 19.830 berpangkat bintara, 3.412 berpangkat perwira pertama (Pama) dan 1.477 personel berpangkat perwira menengah (pamen).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: